http://ojs.stftkijne.ac.id/index.php/jmp/issue/feedMURAI: Jurnal Papua Teologi Konstekstual 2024-08-27T00:00:00+09:00Amelia Waimuriwaimuriamelia57@gmail.comOpen Journal Systems<p><strong>JURNAL MURAI: Jurnal Papua Teologi Konstekstual</strong> merupakan Jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT) GKI I.S.Kijne sebagai sarana publikasi hasil penelitian dan artikel ilmiah yang merupakan kajian sosial budaya, pendidikan (pendidikan secara umum dan pendidikan Kristen secara khusus), dan teologi kontekstual. Jurnal ini memuat artikel ilmiah yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya yang berupa artikel ilmiah hasil penelitian ataupun penelitian terapan dan juga artikel telaah yang berkaitan dengan perkembangan sosial budaya, pendidikan dan teologi kontekstual. Pedoman penulisan artikel dan prosedur pengiriman artikel termuat pada setiap penerbitan. Penerbitan jurnal dilakukan persemester, yaitu pada Bulan Januari dan Juli tahun berjalan.</p>http://ojs.stftkijne.ac.id/index.php/jmp/article/view/74Yesus Sebagai Cenderawasih (Kristologi Menurut Perspektif Orang Papua)2022-07-21T10:13:42+09:00<p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Studi ini menyoroti pentingnya untuk menggali dan merayakan kristologi yang mengartikulasikan iman orang Papua kepada Yesus sebagai Kristus. Kristologi yang terwujud dalam budaya Papua dan berjuang untuk mengklaim tanah, kehidupan, dan identitas mereka. Kristologi Papua untuk menjawab pertanyaan, siapakah Yesus bagi Orang Papua? Para teolog dan umat Kristen dunia ketiga masa kini berusaha menemukan wajah Kristus dari Yesus yang sesuai dengan konteks pengalaman hidup dan budaya mereka. Namun, gereja-gereja Papua, yang dipengaruhi oleh kristologi barat tradisional yang masih teguh mempertahankan Kristologi menurut Nicea-Chalcedon, Anselm, Calvinis, dan kristologi lain yang merupakan warisan gereja pendiri, belum terbuka untuk mengembangkan kristologi Papua yang sesungguhnya. Meskipun para teolog dan umat Kristen Papua yang sadar akan pentingnya suatu kristologi yang berbasis konteks Papua, telah mendorong pengembangan kristologi Papua. Namun hal ini belum seutuhnya dapat dikembangkan secara baik karena kuatnya paradigma lama yang masih memegang kristologi tradisional warisan gereja barat dan realitas politik Papua yang menyebabkan kehati – hatian di dalam berkristologi. Di dalam realita seperti ini, penelitian ini mempromosikan Kebebasan berkristologi Papua yang dapat membebaskan orang Kristen Papua untuk mengeksplorasi materi dari kepercayaan tradisional Papua, budaya dan pengalaman kehidupan nyata yang masih tersembunyi untuk pegembangkan kristologi yang relevan bagi gereja-gereja Papua dan masyarakat Papua. Wajah Kristus dari Yesus sebagai Cenderawasih adalah suatu bentuk perjumpaan orang Kristen Papua dengan Yesus sebagai Kristus di dalam konteks perjuangan orang Papua untuk tanah, kehidupan, dan identitasnya. Suatu kristologi tidak bisa bersifat mutlak atau absolut; melainkan harus dinamis—mampu menjawab kebutuhan komunitas Kristen, gereja, dan dunia sepanjang zaman. Namun, kenyataannya gereja-gereja Papua tidak mudah menerima kristologi Papua. Sehingga untuk mengubah paradigma lama berkristologi membutuhkan waktu yang lama dan tidak mudah. Namun, penting bagi gereja-gereja Papua untuk kembali dirinya sendiri atau identitasnya dan harus bangga melakukan serta mengembangkan kristologi sesuai dengan konteks dan situasi Papua. Inilah yang dimaksud dengan Kebebasan berkristologi Papua.</p> <p> </p> <p> </p>2022-08-02T00:00:00+09:00Hak Cipta (c) 2022 MURAI: Jurnal Papua Teologi Kontekstualhttp://ojs.stftkijne.ac.id/index.php/jmp/article/view/75Mantunu Tedong (Pergeseran Makna Darah Kerbau Dalam Upacara Rambu Solo')2022-07-21T10:09:33+09:00<p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Budaya lokal Toraja merupakan cerminan dari agama asli Toraja itu sendiri yaitu <em>Aluk To dolo</em>. Salah satu bentuk upacara adat yang terkenal adalah upacara <em>Rambu Solo’ </em>yang berkembang di daerah Tana Toraja. Upacara ini merupakan tradisi pemakaman jenazah yang mewajibkan keluarga jenazah membuat pesta sebagai simbol penghormatan terakhir kepada mendiang yang telah meninggal. Upacara <em>Rambu Solo</em>’ adalah pesta kematian. Bagi orang Toraja, pesta ini merupakan penghormatan bagi orang yang sudah meninggal, di mana orang yang meninggal itu beralih dari dunia sementara menuju ke dunia abadi. Dalam pesta ini dikisahkan perjalanan panjang pengembaraan manusia dari awalnya di langit, turun ke bumi dan akhirnya kembali lagi ke langit. Dalam pemahaman orang Toraja, alam semesta, manusia dan yang Ilahi bersifat mistis. Ketiganya tidak berdiri sendiri melainkan merupakan suatu kesatuan. Keselamatan di dalam pemahaman orang Toraja adalah terciptanya situasi yang harmonis antara manusia, alam semesta dan <em>Puang Matua</em>. Untuk mencapai semua keselamatan itu, manusia harus berusaha semasa hidupnya dengan melaksanakan <em>mantunu tedong</em>. Dalam pemahaman Kekristenan, keselamatan dicapai melalui kasih karunia Allah. Kasih karunia Allah itu hanya ada di dalam diri Yesus Krisus sebagai pengantara antara Allah dan manusia. Jadi, bukan banyaknya korban bakaran yang menjamin manusia bisa masuk surga tetapi lebih kepada keterbukaan hati manusia di hadapan Allah.</p>2022-08-02T00:00:00+09:00Hak Cipta (c) 2022 MURAI: Jurnal Papua Teologi Kontekstualhttp://ojs.stftkijne.ac.id/index.php/jmp/article/view/79Liturgi GKI Dalam Konteks Sosial dan Budaya2022-07-21T09:45:07+09:00<p>Dalam gereja, liturgi memiliki kaitan yang erat dengan peribadahan. Dalam pengertian bahwa tata tertib pelaksanaan ibadah diatur melalui suatu liturgi sebagai pedoman pelaksanaan ibadah dengan tujuan agar ibadah jemaat berlangsung tertib dan bertanggung jawab di hadapan Tuhan. Itulah sebabnya, setiap ibadah yang dilakukan apakah ibadah minggu atau ibadah keluarga dan sebagainya berpedoman pada liturgi yang telah ditetapkan oleh gereja.Dalam litrugi terdapat beberapa dimensi penting yang perlu diperhatikan, yaitu dimensi teologis liturgis di dalamnya terdapat unsur Liturgi sebagai liturgi Trinitaris di dalamnya terdapat beberapa unsur yang perlu diperhatikan, yakni: Liturgi sebagai perayaan Paskah, Liturgi sebagai tindakan Kristus dan tindakan Gereja, Liturgi sebagai tindakan Kristus dan tindakan Gereja. Bertolak dari sejarahnya, maka liturgi GKI sangat dipengaruhi oleh latar belakang teologi dan gereja para zendeling yang juga mewarisi teologia-teologia tertentu yang melatarbelakangi teologia mereka. Menuju ke arah kontekstualisasi liturgi GKI di Tanah Papua, maka diperlukan pengkajian teologi yang serius dan bukan sekedar untuk memenuhi tuntutan perubahan jemaat dalam realita sosial budaya sebagai tempat mengungkapkan iman Kristiani, tetapi terutama soal daya dan kekuatan iman yang menjiwai hidupnya dalam konteks yang nyata sehingga liturgi GKI di Tanah Papua menjadi liturgi yang kontekstual.</p>2022-08-02T00:00:00+09:00Hak Cipta (c) 2022 MURAI: Jurnal Papua Teologi Kontekstualhttp://ojs.stftkijne.ac.id/index.php/jmp/article/view/73PANGGILAN DAN PERUTUSAN KELUARGA DALAM MENUMBUHKAN IMAN DI TENGAH KEMAJUAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI2022-07-13T11:38:56+09:00Mathias Adonmathiasjebaruadon@gmail.comYuliana Jaimut yulianajaimut6@gmail.com<p><em>Currently, human life is in a new era called the era of science. The triumph of the industrial economy era has shifted to the information economy era. The development of technology in the field of communication has changed many things in human life. The environment moves so fast and dynamic. The development of communication technology can be seen in the presence of communication media. Communication technology not only makes it easier for humans to communicate but also affects the appreciation of faith in the family, which in turn has an impact on the life of the Church and society at large. Based on this, this study aims to find out the influence of communication technology on the development and growth of family faith. Therefore, this study aims to explore the influence of communication technology on the development of family faith. The method used in this research is a literature study. This study found that communication technology greatly affects the growth and development of faith in the family. So this research contributes to the important role of parents in growing and nurturing faith in the family</em></p>2022-08-02T00:00:00+09:00Hak Cipta (c) 2022 MURAI: Jurnal Papua Teologi Kontekstualhttp://ojs.stftkijne.ac.id/index.php/jmp/article/view/78Pribadi Kristus Sang Iman Besar Agung menurut aturan Melkisedek (Sebuah Tafsiran Surat Ibrani Pasal 7:1-28)2022-07-21T10:03:05+09:00Rainer Scheunemannrainerscheunemann@yahoo.com<p>Abstrak</p> <p>Sebagai salah satu bagian tersulit dalam Surat Ibrani penafsiran pasal 7 ini memberikan penjelasan mengenai latar belakang misterius pribadi dan peran Melkisedek yang istimewa sebagai prototyp (lambang) bagi pemahaman keimaman-raja Yesus Kristus. Superioritas keimaman Kristus di atas keimaman Lewi/Harun adalah berdasarkan „aturan Melkisedek“. Secara garis besar penafsiran ini memberikan penjelasan akan riwayat, kualitas dan makna keimaman-raja Melkisedek sebagai gambaran tipologi bagi keimaman-raja Kristus yang kekal dan sempurna. Keunggulan keimaman Kristus yang baru, rohani dan kekal menggenapi "aturan Melkisedek“ secara sempurna menurut penulis Surat Ibrani sekaligus membuktikan keunggulan Kristus atas segala institusi kultis-keagamaan Perjanjian Lama dan Melkisedek. Untuk itu si penulis memberikan 7 bukti keunggulan pribadi Kristus sang Imam Besar Agung sebagai penggenap "aturan Melkisedek“ dan superioritas-Nya atas keimaman Lewi/ Harun. Dengan demikian si penulis memperkuat iman percaya para pembacanya kepada Kristus sang Imam Besar sejati sebagai satu-satunya pembuka jalan kepada Allah, sekaligus menyatakan percumanya niat untuk kembali kepada aturan keimaman yang lama yang tidak dapat menjamin keselamatan.</p>2022-08-02T00:00:00+09:00Hak Cipta (c) 2022 MURAI: Jurnal Papua Teologi Kontekstualhttp://ojs.stftkijne.ac.id/index.php/jmp/article/view/76Aspek Sosiolinguistik pada Mata Kuliah Bahasa Inggris (Adopsi dan Adaptasi dalam Proses Pembelajaran Daring Saat Pandemi Covid 19) 2022-07-21T09:50:14+09:00<p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Sosiolinguistik adalah salah satu bidang ilmu yang berakar dari bidang sosial dan bahasa. Bidang ilmu yang mengkaji fenomena keragaman dan perubahan konteks berbahasa dalam sebuah masyarakat. Kajian tulisan ini membahas dua kajian utama yang didasari pada perspektif sosiolinguistik seperti tersebut di atas. Tujuan pertama, memaparkan adopsi dan adaptasi dalam kegiatan belajar mengajar pada MK Bahasa Inggris di STFT GKI. Tujuan Kedua, menilik adaptasi mahasiswa sebagai generasi milenial dalam pembelajaran MK Bahasa Inggris dalam masa pandemi. Masing – masing tujuan terdiri atas elemen – elemen yang adalah temuan – temuan dari pengumpulan data dan analisa. Teknik pengumpulan data melalui observasi dan data literatur. Metodologi yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif deskriptif, dengan teknik “analisa isi”. Dari kajian pembahasan dua tujuan di atas dapat disimpulkan bahwa adopsi dan adaptasi sesuai konteks sosiolinguistik penting untuk dilakukan dalam pembelajaran MK Bahasa Inggris. Kedua, mahasiswa mau tak mau harus bisa beradaptasi dengan pola pembelajaran daring yang juga menggunakan transfer pengetahuan dengan sistem IT yang saat ini menjadi tuntutan belajar virtual. Namun demikian, tentu adopsi dan adaptasi itu tidak jauh atau tetap melekat dengan kebutuhan belajar dan konteks perubahan bahasa dan kehidupan masyarakat.</p>2022-08-02T00:00:00+09:00Hak Cipta (c) 2022 MURAI: Jurnal Papua Teologi Kontekstual