Mantunu Tedong (Pergeseran Makna Darah Kerbau Dalam Upacara Rambu Solo')
DOI:
https://doi.org/10.58983/jmurai.v2i2.75Kata Kunci:
Aluk To Dolo, Rambu Solo', Budaya Lokal Toraja, KeselamatanAbstrak
Abstrak
Budaya lokal Toraja merupakan cerminan dari agama asli Toraja itu sendiri yaitu Aluk To dolo. Salah satu bentuk upacara adat yang terkenal adalah upacara Rambu Solo’ yang berkembang di daerah Tana Toraja. Upacara ini merupakan tradisi pemakaman jenazah yang mewajibkan keluarga jenazah membuat pesta sebagai simbol penghormatan terakhir kepada mendiang yang telah meninggal. Upacara Rambu Solo’ adalah pesta kematian. Bagi orang Toraja, pesta ini merupakan penghormatan bagi orang yang sudah meninggal, di mana orang yang meninggal itu beralih dari dunia sementara menuju ke dunia abadi. Dalam pesta ini dikisahkan perjalanan panjang pengembaraan manusia dari awalnya di langit, turun ke bumi dan akhirnya kembali lagi ke langit. Dalam pemahaman orang Toraja, alam semesta, manusia dan yang Ilahi bersifat mistis. Ketiganya tidak berdiri sendiri melainkan merupakan suatu kesatuan. Keselamatan di dalam pemahaman orang Toraja adalah terciptanya situasi yang harmonis antara manusia, alam semesta dan Puang Matua. Untuk mencapai semua keselamatan itu, manusia harus berusaha semasa hidupnya dengan melaksanakan mantunu tedong. Dalam pemahaman Kekristenan, keselamatan dicapai melalui kasih karunia Allah. Kasih karunia Allah itu hanya ada di dalam diri Yesus Krisus sebagai pengantara antara Allah dan manusia. Jadi, bukan banyaknya korban bakaran yang menjamin manusia bisa masuk surga tetapi lebih kepada keterbukaan hati manusia di hadapan Allah.
Referensi
Jhon Liku. Reinterpretasi Budaya Toraja Dalam Terang injil: Menjelang Seabad Kekristenan Di Toraja, dalam Reniterpretasi dan Reaktualisasi Budaya Toraja (Berta Tallulembang - editor). Yogyakarta: Gunung Sopai, 2012
Chambers, John. Cara Pandang Kristen. Bogor: Langham, 2015.
Hadiwijono, Harun. Iman Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010.
Kobong, Theodorus. Injil dan Tongkonan. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008.
Koentjaranigrat.Sejarah Teori Antropologi 1. Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1982.
Kuiper, Arie de. Missiologia. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2007.
Moreno Francisco Jose. Agama dan Akal Pikiran, (Naluri Rasa Takut dan Keadaan Jiwa Manusiawi). terj. Adullah M. Amin. Jakarta: PT. Rajawali Press, 1985.
Nunaid Hamzah. Asimilasi, Akulturasi dan Integrasi Nasional. Humaniora, 1999.
Panggarra, Robi. Upacara Rambu Solo’ di Tanah Toraja. Jakarta: Erlangga, 2015.
Pusbang Gereja Toraja. Aluk Rambu Solo’, 1996.
Purwanto Hari. Kajian Kritis Akulturasi Islam dengan Budaya Lokal. Sulesana. Vol. 8, No, 1, 2013.
Tangdilintin. Toraja Sebuah Penggalian Sejarah dan Budaya. Makassar: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional, 2009.
Usman Husaini and Akbar. P. S. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Hak Cipta (c) 2022 MURAI: Jurnal Papua Teologi Kontekstual
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Artikel Serupa
- Merensiana Hale, PEMANFAATAN MEDIA DIGITAL DALAM PELAYANAN PENDIDIKAN GEREJA DI ERA DIGITAL , MURAI: Jurnal Papua Teologi Konstekstual : Vol 2 No 1 Januari (2021): Jurnal Murai : Papua Teologi Kontekstual
Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.