Perempuan dan Kepemimpinan (Kepemimpinan Perempuan Dalam Gereja Menurut Perspektif Orang Betaf, Sarmi)

Women and Leadership (Women's Leadership In The Church According to the Perspective of the Betafs, Sarmi)

Penulis

  • Albertina Torey STFT GKI I.S Kijne Jayapura
  • Kristensia Notanubun STFT GKI I.S Kijne Jayapura

DOI:

https://doi.org/10.58983/jmurai.v3i1%20Januari.103

Kata Kunci:

Perempuan, Kepemimpinan, Pendeta perempuan, Majelis perempuan, Adat, Women, Leadership, Women pastors, Women's assembly, Culture

Abstrak

ABSTRAK
Dalam budaya dan adat masyarakat Betaf, perempuan diyakini tidak boleh menjadi pemimpin baik dalam lingkup gereja dan masyarakat. Perempuan dianggap tidak layak untuk menjadi seorang pemimpin. Hal ini terlihat dalam kehidupan Jemaat Petra Betaf dimana perempuan tidak memiliki kesempatan sebagai pemimpin (Ketua Jemaat). Hal ini pun terlihat dalam struktur kepemimpinan Pelaksaan Harian Majelis Jemaat, semua yang menduduki tiap jabatan struktural tersebut merupakan laki-laki, dan dari 14 anggota jumlah Majelis keseluruhan hanya 4 majelis perempuan, dan ke-4 anggota Majelis perempuan tersebut tidak menduduki jabatan secara struktural dalam kepemimpinan Majelis Jemaat. Oleh sebab itu peneliti hendak meneliti mengenai dua hal penting, yakni Bagaimana pandangan Masyarakat Betaf terhadap Pendeta Perempuan dan Majelis Jemaat Perempuan? Apa dampak pandangan masyarakat Betaf terhadap Pendeta Perempuan dan Majelis Jemaat Perempuan? Bagaimana kepemimpinan perempuan dalam Alkitab? Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif artinya menggali informasi dan data sesuai dengan apa yang telah terjadi di lapangan. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa masyarakat Betaf menganggap perempuan sebagai kaum yang lemah sehingga perempuan tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan dirinya dalam
dunia kepemimpinan. Dampak pandangan masyarakat Betaf terhadap Pendeta perempuan dan Majelis jemaat perempuan adalah banyak perempuan tidak terlibat dalam kepemimpinan sosial dan pelayanan gereja. Teks Alkitab juga mencatat banyak hal terkait dengan dengan kepemimpinan perempuan, bahkan memberikan ruang kepada perempuan untuk menjadi seorang nabi seperti Debora dalam Perjanjian Lama dan Hana yang melayani dalam Bait Allah di dalam Perjanjian Baru.

Kata kunci: Perempuan, Kepemimpinan, Pendeta Perempuan, Majelis Perempuan, Adat

ABSTRACT

The culture of the Betaf community is different in its view of the position of men and women. Women are considered unfit to be a leader. This can be seen in the life of the Petra Betaf congregation where women do not have the opportunity to become leaders (head of the congregation). This is also seen in the leadership structure of the Daily Implementation of the Congregation Assembly, where all those who occupy each structural position are men, and of the 14 members of the total Assembly only 4 female Assembly members, and the 4 female Assembly members do not occupy structural positions in the leadership of the Congregation Assembly. Therefore, the researcher wants to examine two important things, namely How is the Betaf Community's view of Female Pastors and Female Congregation Assemblies? What is the impact of the Betaf community's views on female pastors and female congregation councils? How is women's leadership in the Bible? The research method used in this study
is qualitative research. Qualitative research means extracting information and data in accordance with what has happened in the field. The results of research in the field show that the Betaf community considers women as weak people so that women do not have the opportunity to develop themselves in the world of leadership. The impact of the Betaf community's view on female pastors and female congregational assemblies is that many women are not involved in social leadership and church services in the Betaf community. Biblical texts also record many things related to women's leadership at that time, even giving space for women to become prophets such as Deborah in the Old Testament and Hannah who served in the temple in the New Testament.

Keywords: Women, Leadership, Women Pastors, Women's Assembly, Culture

Referensi

A. Alkitab

Lembaga Alkitab Indonesia. (2015). Alkitab dan Kidung Jemaat, Jakarta: Percetakan Lembaga Alkitab

Indonesia.

B. Buku-buku

Anggito, Albi., dan Johan Setiawan. (2018). Metodologi Kualitatif. Sukabumi Jawa Barat: CV Jejak.

Anjani, Rahmi., dan Najwa Shibab. (2019). Tentang Pemimpin Wanita: Jadi Korban Seksime. Jakarta:

Wolpop.

Anne, Hommes. (1993). Perubahan Peran pria dan Wanita dalam Gereja dan Masyarakat. Yogyakarta:PT Kanisius.

Bashin, Kamila. (1996). Menggungat Patriarki Pengantar tentang Persoalan Dominasi terhadap KaumPerempuan, Yogyakarta: Banteng Budaya.

Darmawijay. (2003). Perempuan dalam Perjanjian Lama. Yogyakarta: Kanisius.

Fatima. (2021). Perempuan Dalam Pembangun Bidang Kesehatan Kabupaten Jayapura. Makassar: Tohar Media.

Finzil, Hans. (2002). Sepuluh Besar Keselahan yang dibuat Para Pemimpin. Batam: Interaksara.

Barth-Frommel, Marie Claire. (2006) Hati Allah Bagaikan Hati Seorang Ibu: Pengantar Teologi Feminis. Jakarta: BPK. Gunung Mulia.

Gamble, Sarah. (2010). Pengantar Memahami Feminisme dan Post Feminisme. Yogyakarta: Jalasutra.

Hemmes, Anne. (1992). Perubahan Peran Laki-kaki dan Wanita dalam Gereja dan Masyarakat. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Ollenburger, Jane C., dan Helen A. Moor. (1996). Sosiologi Wanita. Jakarta: Rineka Cipta.

Kaunang, Agustine Kapahang. (1993). Perempuan: pamaham Teologis Tentang Perempuan Dalam Konteks Budaya Minahasa. Jakarta : Bpk Gunung Mulia.

Malmin, Glenda. (2002). Wanita Engkau Dipanggil dan diurapi. Jakarta: Imanuela Publishing House.

Nadeak, Wilson. (2005). Perempuan-perempuan Pemberani. Bandung: Literatur Baptis.

Natar, Asnath Niwa. (2012). Ketika Perempuan Berteologi: Berteologi Feminis kontekstual. Yogyakarta:Taman Pustaka Kristen.

Eben, Nuban Timo. (2006). Hagar dan Putri-Putrinya. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Purnomo, Albertus. (2019). Dari Hawa Sampai Miryam “Menafsiirkan Kisah Perempuan dalam Alkitab”. Yogyakarta: PT Kanisius.

Pamudji. (1986). Kepemimpinan Pemerintahan di Indonesia. Jakarta: PT. Bina Aksara.

Rabin,Yunus. (2020). Anlisis Gender Trehadap Fenomena Sosial. Makasar: Humanities Geneus.

Retnowati. (1998). Perempuan-Perempuan Alkitab: Peran Partisipasi dan Perjuangan. Jakarta BPK: Gunung Mulia

Rokhmansyah, Alfian. (2016). Pengantar Gender Dan Feminisme: Pemahaman Awal Kritik Sastra Feminisme. Yogyakarta: Garudhawaca.

Soerjono, Soekanto. (1997). Pengatar Sosial politik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sopater, Sularso. (1998). Kepemimpinan dan Pembinaan Warga Gereja. Jakarta: Sinar Harapan.

Tony., dan Buzan, Barry. (2004). Memahami Peta Pikiran Edisi Milenium. Jakarta: Interaksara

Wibowo, Udik Budi. (2011). Teori Kepemimpinan. Yogyakarta: PT Kanisius.

Yoman, Socrates. (2022). Perempuan Bukan Budak Laki-laki. Denpasar: Pustaka Larasan.

C. Jurnal

Alaslan, Amatai. (2017). Persepsi Masyarakat dan Kepemimpinan. Jurnal Otomoni Stia Trinitas: Volume10, No. 20: 5

Siahaan, Harls & Evan, R. (2012) Aktualisasi Pelayanan Karunia Digital EPIGRAPH. Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristen, Volume, No.2

Tindange, Mige dkk. (2020). Peran Perempuan Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga. Jurnal Berkala Ilmia Efisinsi, Volume 20, No.3: 82

D. Skripsi

Wader, Altalya Minike Edita. (2020). Perempuan Dalam Bingkai Budaya Patriarkhi Kemtuk Gresi.(Skripsi Sarjana, STFT GKI Izaak Samuel Kijne).

Diterbitkan

2023-01-30

Cara Mengutip

Albertina Torey, & Kristensia Notanubun. (2023). Perempuan dan Kepemimpinan (Kepemimpinan Perempuan Dalam Gereja Menurut Perspektif Orang Betaf, Sarmi): Women and Leadership (Women’s Leadership In The Church According to the Perspective of the Betafs, Sarmi). MURAI: Jurnal Papua Teologi Konstekstual , 3(1 Januari), 37-47. https://doi.org/10.58983/jmurai.v3i1 Januari.103