Menemukan Nilai dan Makna Teologi Dalam folklor Bai Pada Kehidupan Persekutuan Suku Kaureh di Papua
Finding Theological Value And Meaning In Bai Folklore In The Life Of The Papuan Kaureh Tribe Fellowship
DOI:
https://doi.org/10.58983/jmurai.v4i1.105Kata Kunci:
Folklor, Bai, Persekutuan, Suku Kaureh, PapuaAbstrak
Manusia selalu terikat dengan konteks (social, budaya, suku, sejarah, politik) dan konteks itu sifatnya kompleks dan ruang perjumpaan antara manusia dan Tuhan. Konteks tersebut, dimasukkan sebagai unsur penting dalam berteologi, yang bersifat klasik. Teologi juga perlu mempertimbangkan nilai – nilai multicultural yang menjadi jiwa bagi kehidupan masyarakat setempat. Nilai-nilai multicultural menyebabkan seseorang dapat memahami dirinya sendiri dalam hubungannya dengan orang Dengan demikian, teologi lokal, disadari bahwa teologi tidak bisa dilepas dari interaksi social-budaya yang berfungsi untuk menjawab dan menanggapi tantangan lokal-kontekstual.
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengusulkan folklor sebagai teologi lokal bagi suatu masyarakat. Folklor diyakini dapat menjaga dan merawat kehidupan manusia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan penelitian empiris terhadap penghayatan folklor Bai pada masyarakat Sentani. Hasilnya adalah ketika folklor dihargai dan dijadikan bahan baku teologi lokal maka hal itu akan menghasilkan transformasi moral yang menguatkan persekutuan antar manusia. Itu artinya teologi tidak hanya membangun relasi kepada Tuhan saja namun juga relasi dengan sesama.
Referensi
Adlin Aldfathri. Resistensi Gaya Hidup: Teori dan Realita. Yogyakarta: Jalasutra. 2006.
Amselm Strauss & Juliet Corbin, Basic of Qualitative Research Techniques procedures for Devoloping Grounded Theory (London – New Delhi: Sage Publication, 1988)
Barthes Roland. Mythologies. New York: The Noon Day Press. 1991.
Berth Fredrik. Introduction to Ethnic Groups and Boundaries – The Social Organization of
Culrure Difference. Boston: Little Brown and Company. 1969.
Bell Catherine. Ritual Theory, Ritual Practice, New York: Oxford, University Press. 1992.
Cohen Anthony P. The Symbolic Construction of Community. London and New York:
Routledge.1985.
Creswell John W. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset, Memilih Di Antara Lima Pendekatan Yogjakarta: Pustaka Pelajar, cetakan II. 2018.
Daimoi Santi. Yesus: Sagu Kehidupan pada masyarakat Sentani dan Sentani Barat Moi. Skripsi : STFT GKI I.S.Kijne Abepura. 2013.
Dhavamony. Fenomenologi Agama. Yogyakarta: Kanisius. 1995.
Durkheim Emile. The Elementary Forms of The Religious Life. New York: The Free Press.
Erin Horvat, et.al, The beginner’s guide to doing qualitative research : how to get into the fild, collect data and write up your, New York & London: Teacher College Press Colombia University, 2013.
Jason Campbell, Qualitative Method of Research: Grounded Theory Research, Ph.D.diss. Mark Bound Nova Southeastem, 2011.
James P.Spadley, Participant Observation (Holt, Rinehart and Wilston, Inc 1980); James P.Spradley and David W.McCurdy, Conformity and Conflict : Reading in Cultural Antropology, Boston: Pearson, 2012.
Paula Saukko, Doing Research in Cultural Studies: An Introduction to Classical and New Methodological Approach, London: Sage Publication, 2003.
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Hak Cipta (c) 2023 Cleopatriza Ruhulessin

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama
- Cleopatriza Ruhulessin, Menemukan Nilai dan Makna Teologi Dalam folklor Bai Pada Kehidupan Persekutuan Suku Kaureh di Papua , MURAI: Jurnal Papua Teologi Konstekstual : Vol 4 No 1 Januari (2023): Murai : Jurnal Papua Teologi Kontekstual